Rabu, 08 Juni 2011

Dream - Sugar Story - Chapter 3

Diposting oleh midget di Rabu, Juni 08, 2011
 Thanks, Sugar.





“AAAHHH! Ap..mmmfhhh”

Belum selesai aku berkata-kata, sebuah tangan yang agak besar mendekap mulutku. Tangan siapakah itu ? tangan Justin! Ya, Justin! Orang yang kulihat saat aku membuka pintu toilet! Apa yang dia lakukan disini? Meng... intip? Oh, Sugar, stop thinking negative about him

“ Sssttt” Justin berbisik lembut. “ Aku meronta-ronta, berusaha menggigit tangannya . “ oh, waw, calm down Sugar, aku akan melepaskanmu, but please jangan berteriak seperti tadi, okay?” Justin melepaskan tangannya. Ah! Akhirnya aku bisa bernafas. Hal yang pertamakali ingin kuucapkan padanya adalah..........

“ Tadi... kau panggil aku apa? Sugar? “ tanyaku dengan volume suara yang diperkecil. Justin mengangguk. “ yep, Sugar. It is your name, right? “ Aku hanya terperangah. “ But.... darimana kau tahu namaku? “ tanyaku keheranan. “ Aku tahu saja pada hari pertamaku di sekolah ini, ketika aku memperkenalkan diri..... “ Ah, ya! Mr Seth menyebut namaku........... “ Padahal aku sedang berusaha melupakan kejadian itu. Justin tertawa kecil. “ Aku Justin” “ Oh please, semua orang tahu siapa namamu “ kataku sambil mengerutkan kening. “ Benarkah?” tanyanya. “ Btw, what are you doing in here? Memangnya kamu tidak baca tulisan di atas pintu? This is toilet for Ladies, L-A-D-I-E-S , don’t say you are a stalker... “ tuduhku tak berperasaan. Justin menggaruk garuk rambutnya. “Sorry, tapi para fansku terus-terusan membuntutiku, bahkan mengejar-ngejarku. Makanya aku berlari untuk menghindari kejaran mereka, dan aku tersesat sampai disini” Aku berpikir sejenak, lalu..

“Cmon, follow me”

Aku membawa Justin masuk ke dalam toilet cewek. Wait, kami tidak melakukan apa-apa loh! Aku hanya membantu menyembunyikannya. Aku bersandar di pintu sedangkan Justin duduk di dekat cermin.

*kira kira toiletnya kayak gini -_-


“Ini toilet cewek kan? Bukannya malah berbahaya? Bagaimana kalau seseorang datang kesini?” Aku tersenyum menenangkan Justin. “ jangan khawatir, cewek-cewek jarang menggunakan toilet ini. Mereka lebih sering menggunakan yang di atas.” “ kenapa?” “ Entah... mungkin karena tempat ini terlalu sepi?”

Justin menyibak rambutnya. Sumpah, gayanya cool banget! Aku suka rambutnya, aku suka caranya menyibak rambutnya, aku suka sekali. Darahku serasa berdesir, apalagi ketika dia menyadari bahwa aku menatapnya. “ err.. what?” Aku salting. “ why you look at me?” “ No, no, Justin. Hanya melamun” ucapku. “Melamunkan aku?” goda Justin. Deg. Oh my gosh, wajahku pasti sudah semerah tomat sekarang. “ Don’t be so confident, Justin” dengusku. Justin tersenyum kecil.

“ Thanks, Sugar......”

0 komentar on "Dream - Sugar Story - Chapter 3"

Posting Komentar

Rabu, 08 Juni 2011

Dream - Sugar Story - Chapter 3

 Thanks, Sugar.





“AAAHHH! Ap..mmmfhhh”

Belum selesai aku berkata-kata, sebuah tangan yang agak besar mendekap mulutku. Tangan siapakah itu ? tangan Justin! Ya, Justin! Orang yang kulihat saat aku membuka pintu toilet! Apa yang dia lakukan disini? Meng... intip? Oh, Sugar, stop thinking negative about him

“ Sssttt” Justin berbisik lembut. “ Aku meronta-ronta, berusaha menggigit tangannya . “ oh, waw, calm down Sugar, aku akan melepaskanmu, but please jangan berteriak seperti tadi, okay?” Justin melepaskan tangannya. Ah! Akhirnya aku bisa bernafas. Hal yang pertamakali ingin kuucapkan padanya adalah..........

“ Tadi... kau panggil aku apa? Sugar? “ tanyaku dengan volume suara yang diperkecil. Justin mengangguk. “ yep, Sugar. It is your name, right? “ Aku hanya terperangah. “ But.... darimana kau tahu namaku? “ tanyaku keheranan. “ Aku tahu saja pada hari pertamaku di sekolah ini, ketika aku memperkenalkan diri..... “ Ah, ya! Mr Seth menyebut namaku........... “ Padahal aku sedang berusaha melupakan kejadian itu. Justin tertawa kecil. “ Aku Justin” “ Oh please, semua orang tahu siapa namamu “ kataku sambil mengerutkan kening. “ Benarkah?” tanyanya. “ Btw, what are you doing in here? Memangnya kamu tidak baca tulisan di atas pintu? This is toilet for Ladies, L-A-D-I-E-S , don’t say you are a stalker... “ tuduhku tak berperasaan. Justin menggaruk garuk rambutnya. “Sorry, tapi para fansku terus-terusan membuntutiku, bahkan mengejar-ngejarku. Makanya aku berlari untuk menghindari kejaran mereka, dan aku tersesat sampai disini” Aku berpikir sejenak, lalu..

“Cmon, follow me”

Aku membawa Justin masuk ke dalam toilet cewek. Wait, kami tidak melakukan apa-apa loh! Aku hanya membantu menyembunyikannya. Aku bersandar di pintu sedangkan Justin duduk di dekat cermin.

*kira kira toiletnya kayak gini -_-


“Ini toilet cewek kan? Bukannya malah berbahaya? Bagaimana kalau seseorang datang kesini?” Aku tersenyum menenangkan Justin. “ jangan khawatir, cewek-cewek jarang menggunakan toilet ini. Mereka lebih sering menggunakan yang di atas.” “ kenapa?” “ Entah... mungkin karena tempat ini terlalu sepi?”

Justin menyibak rambutnya. Sumpah, gayanya cool banget! Aku suka rambutnya, aku suka caranya menyibak rambutnya, aku suka sekali. Darahku serasa berdesir, apalagi ketika dia menyadari bahwa aku menatapnya. “ err.. what?” Aku salting. “ why you look at me?” “ No, no, Justin. Hanya melamun” ucapku. “Melamunkan aku?” goda Justin. Deg. Oh my gosh, wajahku pasti sudah semerah tomat sekarang. “ Don’t be so confident, Justin” dengusku. Justin tersenyum kecil.

“ Thanks, Sugar......”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank You For Visiting Gisma's Blog


 

constellation of words Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates | Thanks to Blogger Templates | Image by Tadpole's Notez