Rabu, 08 Juni 2011

Dream - Sugar Story - Chapter 4

Diposting oleh midget di Rabu, Juni 08, 2011
Down To Earth





“Thanks Sugar”
What? Apa yang tadi barusan diucapkannya? Thanks? What for?
“ What for, Justin?”
“For everything. Because you saved me. Because of you, i can find a place for hide from my fans. Thank you so much, Sugar”
Aku terperangah. Seorang Justin Bieber, mengucapkan kata kata seperti itu padaku? Berbeda sekali dengan artis-artis lain yang arogant. Tolong seseorang beri aku pegangan agar aku tidak terjatuh

“ No problem, Justin. Im happy to help” aku berusaha tersenyum padanya

Justin tersenyum lagi. *aaww* “ Sebagai ucapan terimakasih, bagaimana kalau aku menyanyikanmu sebuah lagu?” hah? Justin mau menyanyikan lagu... untukku? Pipiku mulai memanas. Aku mau menolak karena aku tidak suka musik. Tapi begitu kulihat sorot mata Justin yang tulus, akhirnya aku luluh. “Baiklah” Aku tersenyum manis

I never thought it'd be easy
Cause we both so distant now
And the walls are closing in on us
And we're wondering how
No one has a solid answer
But just walking in the dark
And you can see the look on my face It just tears me apart




Justin mulai menyanyikan awal-awal dari lagunya. Entah kenapa, aku sangat suka suasana ini dan senyum tak pernah lepas dari wajahku ketika Justin sedang bernyanyi

So we fight (so we fight) through the hurt (through the hurt)
And we cry and cry and cry and cry
And we live (and we love) and we learn (and we love)
And we try and try and try and try

Darahku berdesir, jantungku berdegup kencang, dan aku dapat merasakan kalau wajahku memanas. Apa ini? Perasaan apa ini? Perasaan apa yang kurasakan sekarang ini?

So it's up to you and it's up to me
That we meet in the middle on our way back down to earth
Down to earth, down to earth
On our way back down to earth
Back down to earth, back down to earth, back down to earth, back down to earth,
Back down to earth, back down to earth, back down to earth, back down to earth

Entah sudah berapa lama Justin bernyanyi, sampai aku tak sadar kalau ia telah berhenti. Aku terlalu terhanyut dalam suaranya, dalam setiap untaian nada yang dialunkannya, dan aku tak tahu kenapa. Sadar, Sugar! Kamu baru kenal sama Justin beberapa hari kan? Kamu juga sebelumnya bukan fans Justin kan? Jadi tak mungkin yang kamu rasakan sekarang ini adalah.........

"Thanks for the beautiful song, Justin"
Bodohnya aku. Hanya itu yang bisa kukatakan? Uh, dasar Sugar!!!!
Justin memandangku dengan tatapan yang sulit diartikan, membuatku tersenyum canggung kepadanya. "errr.. what happen justin? Why you look at me like this? “ tanyaku salting. “ Sugar.....” Eh? Ini pendengaranku yang salah atau barusan Justin memang memanggil namaku? Tapi kenap..... “ Sugar” Aku kaget sekali karena tiba tiba Justin sudah duduk di sebelahku dan memanggil namaku, lagi. Aku merasa tidak nyaman, jadi aku menghindari pandangannya. Tapi tiba tiba Justin menyentuh lembut pipiku, membuatku terpaksa menolehkan mukaku ke arahnya. Sentuhannya... membuatku meleleh..... membuatku ingin meninggalkan segalanya agar bisa bersama lelaki ini. Justin semakin mendekat, dan aku yakin debar jantungku sekarang pasti bisa terdengar oleh Justin. Justin mulai mencondongkan wajahnya ke wajahku, tapi...............

“TEEEEEEEEEEEEETTTTTTTTTTTTT”

Oh thanks God, the bell save me! Aku buru buru berdiri dan menjauh dari Justin, Justin juga secara refleks menjauh, dan dia kelihatan salah tingkah.
“Errrr, sorry Sugar... i......” “ Yeah, it’s okay. No problem, justin” ucapku semanis mungkin padahal aku sedang berusaha menyembunyikan wajahku yang memerah. Justin juga terlihat menggaruk-garuk rambutnya, mungkin untuk menutupi kegelisahannya. “Mmmm.. Justin, our lesson will start in few minutes again, so, let’s go to the class! “ aku mengajaknya. “ mmmm.. okay. Wait me, shawty”

Ujarnya sambil meraih tanganku dalam genggamannya. Im blushing. Entah dia sengaja atau tidak, tapi aku sangat tidak ingin dia melepaskan genggamannya dari tanganku. Aku tak tahu, sungguh tak tahu kenapa, tapi aku tidak ingin menarik tanganku kembali. Aku masih ingin seperti ini...............................

0 komentar on "Dream - Sugar Story - Chapter 4"

Posting Komentar

Rabu, 08 Juni 2011

Dream - Sugar Story - Chapter 4

Down To Earth





“Thanks Sugar”
What? Apa yang tadi barusan diucapkannya? Thanks? What for?
“ What for, Justin?”
“For everything. Because you saved me. Because of you, i can find a place for hide from my fans. Thank you so much, Sugar”
Aku terperangah. Seorang Justin Bieber, mengucapkan kata kata seperti itu padaku? Berbeda sekali dengan artis-artis lain yang arogant. Tolong seseorang beri aku pegangan agar aku tidak terjatuh

“ No problem, Justin. Im happy to help” aku berusaha tersenyum padanya

Justin tersenyum lagi. *aaww* “ Sebagai ucapan terimakasih, bagaimana kalau aku menyanyikanmu sebuah lagu?” hah? Justin mau menyanyikan lagu... untukku? Pipiku mulai memanas. Aku mau menolak karena aku tidak suka musik. Tapi begitu kulihat sorot mata Justin yang tulus, akhirnya aku luluh. “Baiklah” Aku tersenyum manis

I never thought it'd be easy
Cause we both so distant now
And the walls are closing in on us
And we're wondering how
No one has a solid answer
But just walking in the dark
And you can see the look on my face It just tears me apart




Justin mulai menyanyikan awal-awal dari lagunya. Entah kenapa, aku sangat suka suasana ini dan senyum tak pernah lepas dari wajahku ketika Justin sedang bernyanyi

So we fight (so we fight) through the hurt (through the hurt)
And we cry and cry and cry and cry
And we live (and we love) and we learn (and we love)
And we try and try and try and try

Darahku berdesir, jantungku berdegup kencang, dan aku dapat merasakan kalau wajahku memanas. Apa ini? Perasaan apa ini? Perasaan apa yang kurasakan sekarang ini?

So it's up to you and it's up to me
That we meet in the middle on our way back down to earth
Down to earth, down to earth
On our way back down to earth
Back down to earth, back down to earth, back down to earth, back down to earth,
Back down to earth, back down to earth, back down to earth, back down to earth

Entah sudah berapa lama Justin bernyanyi, sampai aku tak sadar kalau ia telah berhenti. Aku terlalu terhanyut dalam suaranya, dalam setiap untaian nada yang dialunkannya, dan aku tak tahu kenapa. Sadar, Sugar! Kamu baru kenal sama Justin beberapa hari kan? Kamu juga sebelumnya bukan fans Justin kan? Jadi tak mungkin yang kamu rasakan sekarang ini adalah.........

"Thanks for the beautiful song, Justin"
Bodohnya aku. Hanya itu yang bisa kukatakan? Uh, dasar Sugar!!!!
Justin memandangku dengan tatapan yang sulit diartikan, membuatku tersenyum canggung kepadanya. "errr.. what happen justin? Why you look at me like this? “ tanyaku salting. “ Sugar.....” Eh? Ini pendengaranku yang salah atau barusan Justin memang memanggil namaku? Tapi kenap..... “ Sugar” Aku kaget sekali karena tiba tiba Justin sudah duduk di sebelahku dan memanggil namaku, lagi. Aku merasa tidak nyaman, jadi aku menghindari pandangannya. Tapi tiba tiba Justin menyentuh lembut pipiku, membuatku terpaksa menolehkan mukaku ke arahnya. Sentuhannya... membuatku meleleh..... membuatku ingin meninggalkan segalanya agar bisa bersama lelaki ini. Justin semakin mendekat, dan aku yakin debar jantungku sekarang pasti bisa terdengar oleh Justin. Justin mulai mencondongkan wajahnya ke wajahku, tapi...............

“TEEEEEEEEEEEEETTTTTTTTTTTTT”

Oh thanks God, the bell save me! Aku buru buru berdiri dan menjauh dari Justin, Justin juga secara refleks menjauh, dan dia kelihatan salah tingkah.
“Errrr, sorry Sugar... i......” “ Yeah, it’s okay. No problem, justin” ucapku semanis mungkin padahal aku sedang berusaha menyembunyikan wajahku yang memerah. Justin juga terlihat menggaruk-garuk rambutnya, mungkin untuk menutupi kegelisahannya. “Mmmm.. Justin, our lesson will start in few minutes again, so, let’s go to the class! “ aku mengajaknya. “ mmmm.. okay. Wait me, shawty”

Ujarnya sambil meraih tanganku dalam genggamannya. Im blushing. Entah dia sengaja atau tidak, tapi aku sangat tidak ingin dia melepaskan genggamannya dari tanganku. Aku tak tahu, sungguh tak tahu kenapa, tapi aku tidak ingin menarik tanganku kembali. Aku masih ingin seperti ini...............................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank You For Visiting Gisma's Blog


 

constellation of words Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates | Thanks to Blogger Templates | Image by Tadpole's Notez