Rabu, 08 Juni 2011

Dream - Sugar Story - Chapter 8

Diposting oleh midget di Rabu, Juni 08, 2011
First Kiss Never Dies





“ Ayeee Sugar”

Justin berdiri di hadapanku dengan senyum manisnya yang membuatku salting tapi kututup-tutupi karena ada Mom Pattie. Mom Pattie hanya senyum senyum melihatku dan Justin. Rona kemerahan di wajahku semakin terpancar jelas.


*Justin &his mom



“ Katanya kamu mau ajarin Justin ya? “ tanya Mom Pattie ramah

“Ng? Hah.. iya... Aunty...”

Mom Pattie tersentak kaget. Aku heran melihat ekspresi di wajahnya itu

“whazzup?”

Justin tertawa kecil. “ No, no Sugar, Mom sangat kaget karena kamu memanggilnya Aunty” ujarnya sambil menahan tawa.

“ why? Am i wrong?” tanyaku dengan alis berkerut

“ Biasanya para gadis gadis memanggilnya ‘Mom Pattie’ , tapi anehnya kamu tidak” kali ini Justin tidak menyembunyikan tawanya, membuatku sebal sekaligus malu

“ shut up Justin” sungutku

“ haahaahaaa, no, i can’t Sugar! Hahahaaa, upss....”
Aku mendelik sebal padanya “ Nevermind, i want to go home...”

Justin mencekal tanganku

“Oh my god, please don’t leave me Sugar... yeppp, i am wrong! So please forgive me...” Justin memohon padaku walaupun senyum nakal masih tersungging di bibirnya.

Aku luluh, luluh diperlakukan seperti itu oleh seorang Justin Bieber. Aku tersenyum nakal dan melepaskan cekalannya dari lenganku “ hey, im just kidding, Mr Bieber” ujarku sambil meleletkan lidah. Justin terpaku dan sedetik kemudian dia mengacak rambutku “ Dasar nakal”

Sentuhannya di rambutku sangat terasa sampai membuat tubuhku menggigil. Darahku berdesir. Dalam jarak sedekat ini aku khawatir Justin bisa mendengar detak jantungku yang kencang

“Ehm!”

Suara deheman Mom Pattie mengembalikan kesadaranku. Kutarik tubuhku menjauh dari Justin. Justin juga kelihatannya salting.

“ haha, you are blushing Justin” goda Mom Pattie

“what? Me? oh big NO Mom....” elak Justin.

“ Don’t lieee. So, is that right? this girl is the girl who always you tell to me everywhere?” Mom Pattie senyum senyum . Pipiku memanas. Apa kata Mom Pattie tadi? Justin selalu membicarakanku?

Justin terlihat gugup “ Shut up Mom....”

“but.....”

“Btw, we want to study together, please bring special snacks for us, Mom, pleaseeee...” Justin memotong kata kata Mom Pattie

“ .... okay. Wait a minute! “
“ No, Mom.. errr.. Aunt...”

“ you can call me Mom Pattie, sweetie” ujar Mom Pattie sambil tersenyum manis padaku

“Errr, thank u very much... Mom.. Pattie” sahutku ragu-ragu. Aku enggak enak sudah merepotkan Mom Pattie. Tapi Justin langsung menarik tanganku ke kamarnya dan Mom Pattie pergi ke pantry.

*skip*

Di kamar Justin sudah bertebaran kertas kertas dan buku Matematika. Aku gemas melihatnya. “Well... Justin, so, what must i teach to you for now?”

Justin tersenyum

“ Math. Leggo, shawty!”

Kami mulai belajar. Untunglah soal-soal yang disodorkan justin bisa kuterangkan. Kadang aku mencatatkan Justin beberapa rumus. Dan Justin juga untungnya mengerti. Mom Pattie masuk membawakan pizza dan Coke. “ Thank u very much” ucapku tulus


*pizza!



“ Justin, ini salah”
“ Hmmm...dimananya?”
“ Ini disini, rumusnya ada yang salah”
“ Rumusnya yang bener gimana?”
“ sebentar ya aku catatkan”

Aku sibuk mencatatkan rumus untuk Justin di selembar kertas. Saat aku sedang sibuk menulis, suasana hening sekali. Aku heran kenapa Justin samasekali tidak ‘berkicau’ . Penasaran, kuangkat kepalaku dan............

Justin sedang menatapku. Menatapku dengan lembut, dan begitu dekat. Napasku nyaris putus. Aku teringat kejadian di toilet waktu itu, saat Justin hendak...
Untuk menutupi kegelisahanku, aku meneruskan tulisanku. Dan ketika aku menyelipkan helai helai rambut yang keluar ke balik telingaku, tangan Justin meraihnya dengan lembut. Dan membantuku menyelipkannya. Tangannya terasa lembut dan hangat. Tangannya kemudian turun ke pipiku, dan aku tak sempat mencegahnya, turun ke dagu, dan sedetik kemudian

Justin menciumku.

Aku terhanyut. Dalam ciuman Justin, sentuhan lembut bibirnya di bibir mungilku, segalanya. Sangat yakin pasti debar jantungku terdengar oleh Justin. Bahkan debar jantung Justin pun terdengar olehku. Hati kami saling memanggil. Aku seperti tersedot ke dunia lain. Dunia yang hanya ada aku dan Justin. Aku tak mau kebersamaan kami ini berakhir. Aku tak ingin ciuman pertamaku ini berakhir. Sangat tidak ingin. Tiba-tiba.......

“BOO!”

Suara cempreng anak kecil itu spontan membuat aku dan Justin memisahkan diri. Wajahku memerah padam, dan aku tak berani menatap mata Justin. Tapi Justin masih menatapku. “ sorry Sugar”

Wajahku pasti sangat merah, seperti menangis, padahal sebenarnya aku malu. “ Don’t cry, Sugar... why? Or this is because i stole your... first kiss?”

Justin mengucapkannya dengan pelan. Aku menggeleng. “No! Mmmmm... about it ummmm... yeah. But im not angry with u”

Justin dan aku mulai ganyante. Sampai aku ngambil inisiatif

“ Tadi kayaknya ada tamu. Aku lihat dulu ya” Aku beranjak keluar dari kamar Justin dan tiba-tiba

“Boo! I miss u!"

0 komentar on "Dream - Sugar Story - Chapter 8"

Posting Komentar

Rabu, 08 Juni 2011

Dream - Sugar Story - Chapter 8

First Kiss Never Dies





“ Ayeee Sugar”

Justin berdiri di hadapanku dengan senyum manisnya yang membuatku salting tapi kututup-tutupi karena ada Mom Pattie. Mom Pattie hanya senyum senyum melihatku dan Justin. Rona kemerahan di wajahku semakin terpancar jelas.


*Justin &his mom



“ Katanya kamu mau ajarin Justin ya? “ tanya Mom Pattie ramah

“Ng? Hah.. iya... Aunty...”

Mom Pattie tersentak kaget. Aku heran melihat ekspresi di wajahnya itu

“whazzup?”

Justin tertawa kecil. “ No, no Sugar, Mom sangat kaget karena kamu memanggilnya Aunty” ujarnya sambil menahan tawa.

“ why? Am i wrong?” tanyaku dengan alis berkerut

“ Biasanya para gadis gadis memanggilnya ‘Mom Pattie’ , tapi anehnya kamu tidak” kali ini Justin tidak menyembunyikan tawanya, membuatku sebal sekaligus malu

“ shut up Justin” sungutku

“ haahaahaaa, no, i can’t Sugar! Hahahaaa, upss....”
Aku mendelik sebal padanya “ Nevermind, i want to go home...”

Justin mencekal tanganku

“Oh my god, please don’t leave me Sugar... yeppp, i am wrong! So please forgive me...” Justin memohon padaku walaupun senyum nakal masih tersungging di bibirnya.

Aku luluh, luluh diperlakukan seperti itu oleh seorang Justin Bieber. Aku tersenyum nakal dan melepaskan cekalannya dari lenganku “ hey, im just kidding, Mr Bieber” ujarku sambil meleletkan lidah. Justin terpaku dan sedetik kemudian dia mengacak rambutku “ Dasar nakal”

Sentuhannya di rambutku sangat terasa sampai membuat tubuhku menggigil. Darahku berdesir. Dalam jarak sedekat ini aku khawatir Justin bisa mendengar detak jantungku yang kencang

“Ehm!”

Suara deheman Mom Pattie mengembalikan kesadaranku. Kutarik tubuhku menjauh dari Justin. Justin juga kelihatannya salting.

“ haha, you are blushing Justin” goda Mom Pattie

“what? Me? oh big NO Mom....” elak Justin.

“ Don’t lieee. So, is that right? this girl is the girl who always you tell to me everywhere?” Mom Pattie senyum senyum . Pipiku memanas. Apa kata Mom Pattie tadi? Justin selalu membicarakanku?

Justin terlihat gugup “ Shut up Mom....”

“but.....”

“Btw, we want to study together, please bring special snacks for us, Mom, pleaseeee...” Justin memotong kata kata Mom Pattie

“ .... okay. Wait a minute! “
“ No, Mom.. errr.. Aunt...”

“ you can call me Mom Pattie, sweetie” ujar Mom Pattie sambil tersenyum manis padaku

“Errr, thank u very much... Mom.. Pattie” sahutku ragu-ragu. Aku enggak enak sudah merepotkan Mom Pattie. Tapi Justin langsung menarik tanganku ke kamarnya dan Mom Pattie pergi ke pantry.

*skip*

Di kamar Justin sudah bertebaran kertas kertas dan buku Matematika. Aku gemas melihatnya. “Well... Justin, so, what must i teach to you for now?”

Justin tersenyum

“ Math. Leggo, shawty!”

Kami mulai belajar. Untunglah soal-soal yang disodorkan justin bisa kuterangkan. Kadang aku mencatatkan Justin beberapa rumus. Dan Justin juga untungnya mengerti. Mom Pattie masuk membawakan pizza dan Coke. “ Thank u very much” ucapku tulus


*pizza!



“ Justin, ini salah”
“ Hmmm...dimananya?”
“ Ini disini, rumusnya ada yang salah”
“ Rumusnya yang bener gimana?”
“ sebentar ya aku catatkan”

Aku sibuk mencatatkan rumus untuk Justin di selembar kertas. Saat aku sedang sibuk menulis, suasana hening sekali. Aku heran kenapa Justin samasekali tidak ‘berkicau’ . Penasaran, kuangkat kepalaku dan............

Justin sedang menatapku. Menatapku dengan lembut, dan begitu dekat. Napasku nyaris putus. Aku teringat kejadian di toilet waktu itu, saat Justin hendak...
Untuk menutupi kegelisahanku, aku meneruskan tulisanku. Dan ketika aku menyelipkan helai helai rambut yang keluar ke balik telingaku, tangan Justin meraihnya dengan lembut. Dan membantuku menyelipkannya. Tangannya terasa lembut dan hangat. Tangannya kemudian turun ke pipiku, dan aku tak sempat mencegahnya, turun ke dagu, dan sedetik kemudian

Justin menciumku.

Aku terhanyut. Dalam ciuman Justin, sentuhan lembut bibirnya di bibir mungilku, segalanya. Sangat yakin pasti debar jantungku terdengar oleh Justin. Bahkan debar jantung Justin pun terdengar olehku. Hati kami saling memanggil. Aku seperti tersedot ke dunia lain. Dunia yang hanya ada aku dan Justin. Aku tak mau kebersamaan kami ini berakhir. Aku tak ingin ciuman pertamaku ini berakhir. Sangat tidak ingin. Tiba-tiba.......

“BOO!”

Suara cempreng anak kecil itu spontan membuat aku dan Justin memisahkan diri. Wajahku memerah padam, dan aku tak berani menatap mata Justin. Tapi Justin masih menatapku. “ sorry Sugar”

Wajahku pasti sangat merah, seperti menangis, padahal sebenarnya aku malu. “ Don’t cry, Sugar... why? Or this is because i stole your... first kiss?”

Justin mengucapkannya dengan pelan. Aku menggeleng. “No! Mmmmm... about it ummmm... yeah. But im not angry with u”

Justin dan aku mulai ganyante. Sampai aku ngambil inisiatif

“ Tadi kayaknya ada tamu. Aku lihat dulu ya” Aku beranjak keluar dari kamar Justin dan tiba-tiba

“Boo! I miss u!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank You For Visiting Gisma's Blog


 

constellation of words Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates | Thanks to Blogger Templates | Image by Tadpole's Notez