Rabu, 08 Juni 2011

Dream - Sugar Story - Chapter 9

Diposting oleh midget di Rabu, Juni 08, 2011
But.. Maybe?





“Boo! I miss u!”
Seorang anak perempuan kecil, memakai baju berwarna pink, menyongsong ke arahku waktu aku membuka pintu. Aku terbelalak. Anak itu juga. Siapa anak ini? Anak itu menatapku dengan pandangan aneh. “ Hey, who are ya?” tanya gadis cilik itu. Mulutku sudah mau terbuka untuk menjawab tapi tiba tiba.........
“ Jazzy?”
Aku menoleh ke arah Justin. Jazzy? Apakah itu adalah nama anak ini?
“ Boo!”
Gadis cilik itu menyongsong ke arah Justin. Justin langsung menggendongnya dan mendaratkan satu ciuman sayang di pipinya. “ I miss u more, Jazzy.....”
“Wait, wait, Justin! She is your........”
“Here is my lil sister. Her name is Jazmyn. Jazzy, she is my friend. She is Sugar” jawab Justin dengan entengnya
Lil sister? Jadi gadis cilik itu adik perempuan Justin? Aku memang pernah dengar kalau Justin punya dua orang adik. Mungkinkah? Jadi.....


*Jazzy :3

Aku tersenyum pada gadis cilik yang imut nan lucu itu. “Hey Jazzy. I am Sugar” Jazzy balas tersenyum dan menyentuh pipiku. “ Match with your name. You are sweet, like sugar” Wajahku seketika merona. Aku menyodorkan tanganku dan Justin langsung memindahkan Jazzy dari gendongannya ke gendonganku. Ketika Jazzy sudah ada di gendonganku, aku sangat terpana akan makhluk mungil yang sangat cantik ini. “ You are sweet too, Jazzy” “ Yep. My sister is” sahut Justin, dengan nada kagum. Terlihat betapa Justin sangat menyayangi adiknya. Jazzy lalu kembali ke pelukan Justin.
“You come with Dad, rite? With Mom Erin?”
“ No, just Dad”
“ So, where is he?”
“ Living room, i guess”
“ kay, i should meet him. Cmon Sugar, follow me”
Aku mengekor di belakang Justin, yang masih menggendong Jazzy, ke ruang tamu.
Disana sudah ada seorang pria yang tengah duduk santai di sofa ruang tamu, yang kutebak pastilah itu Dad Jeremy. Entah kenapa, sepertinya aku merasa familier dengannya. Laki laki itu sangat tidak asing, sangat. Rasa rasanya aku sudah pernah mengenalnya di suatu tempat, tapi kapan? Dan dimana? Tapi.... mungkinkah?
“ Sugar, this is my father, Jeremy”
Aku tersentak dan langsung melempar senyum canggung kepada Daddy-nya itu. Dad Jeremy menatapku, sambil mengerutkan kening, lantas membalas senyumanku dengan segurat senyuman aneh yang.......
“ Dad, she is Sugar. My friend”
Justin memperkenalkanku pada Daddy-nya. Dad Jeremy tersenyum tipis “ you mean, your girlfriend?” godanya. Wajahku dan wajah Justin memerah. Kenapa hari ini banyak yang bertanya seperti itu? Tadi Mom Pattie, sekarang Dad Jeremy. “ No.. we are just classmates” ucapku, walau jujur, jauh di lubuk hatiku aku merasa agak kecewa. Justin menunduk. “ ahaha, your gf is cute, Justin” goda Dad Jeremy lagi sambil melirik Justin. Aku agak merinding dan Justin mendelik ke arah Daddy-nya tapi Jazzy merengek minta digendong Daddy-nya dan Justin menyerahkannya kepada Dad Jeremy. Justin mempersilahkanku duduk dan mulai mengobrol. Situasinya agak canggung sampai Mom Pattie ikut bergabung.
Aku tidak banyak bicara, aku hanya merasa canggung ditengah tengah suasana pribadi seperti ini. Justin sesekali tersenyum menenangkanku, aku merasa lega, sedikit, dan untunglah Mom Pattie mengajakku ngobrol.
“ So, Dad, why did u come here?” tanya Justin
“ mmh.. nope, i just accompany Jazzy who wants to see u” jawab Dad Jeremy enteng
“ Yep! How about play together later, Boo? I want to go to Zoo!” celetuk Jazzy penuh semangat.
“ How about tomorrow? Today i can’t” tolak Justin hati hati
“Ewwwww”
“ Tomorrow?”
“Ewwww”
“ or never?”
“ Okay, tomorrow! Promise?”
Jazzy menyodorkan kelingkingnya dan Justin tersenyum sambil menautkan kelingkingnya
“Promise”
Aku tersenyum melihat tingkah laku keduanya. Aku melirik jam tanganku, oh, sudah cukup lama juga aku disini. Aku harus pulang
“ Justin, i have to go home now” ucapku
“ Now? Stay five minutes again?” sahut Justin, dengan nada memohon
“ It’s too late, Justin” aku berusaha menolak
“ Mmhh.. okay, i will accompany you”
“what? But you don’t need to do”
“ Please”
Aku mengalah, dan akhirnya “ Yeaah, im sorry and.... thanks”
Justin tersenyum, lalu kami berpamitan kepada Jazzy, Dad Jeremy, dan Mom Pattie. Dad Jeremy masih menatapku, tapi aku berpura pura seolah-olah tidak terjadi apa apa. Aku mengikuti langkah Justin keluar dari rumahnya

0 komentar on "Dream - Sugar Story - Chapter 9"

Posting Komentar

Rabu, 08 Juni 2011

Dream - Sugar Story - Chapter 9

But.. Maybe?





“Boo! I miss u!”
Seorang anak perempuan kecil, memakai baju berwarna pink, menyongsong ke arahku waktu aku membuka pintu. Aku terbelalak. Anak itu juga. Siapa anak ini? Anak itu menatapku dengan pandangan aneh. “ Hey, who are ya?” tanya gadis cilik itu. Mulutku sudah mau terbuka untuk menjawab tapi tiba tiba.........
“ Jazzy?”
Aku menoleh ke arah Justin. Jazzy? Apakah itu adalah nama anak ini?
“ Boo!”
Gadis cilik itu menyongsong ke arah Justin. Justin langsung menggendongnya dan mendaratkan satu ciuman sayang di pipinya. “ I miss u more, Jazzy.....”
“Wait, wait, Justin! She is your........”
“Here is my lil sister. Her name is Jazmyn. Jazzy, she is my friend. She is Sugar” jawab Justin dengan entengnya
Lil sister? Jadi gadis cilik itu adik perempuan Justin? Aku memang pernah dengar kalau Justin punya dua orang adik. Mungkinkah? Jadi.....


*Jazzy :3

Aku tersenyum pada gadis cilik yang imut nan lucu itu. “Hey Jazzy. I am Sugar” Jazzy balas tersenyum dan menyentuh pipiku. “ Match with your name. You are sweet, like sugar” Wajahku seketika merona. Aku menyodorkan tanganku dan Justin langsung memindahkan Jazzy dari gendongannya ke gendonganku. Ketika Jazzy sudah ada di gendonganku, aku sangat terpana akan makhluk mungil yang sangat cantik ini. “ You are sweet too, Jazzy” “ Yep. My sister is” sahut Justin, dengan nada kagum. Terlihat betapa Justin sangat menyayangi adiknya. Jazzy lalu kembali ke pelukan Justin.
“You come with Dad, rite? With Mom Erin?”
“ No, just Dad”
“ So, where is he?”
“ Living room, i guess”
“ kay, i should meet him. Cmon Sugar, follow me”
Aku mengekor di belakang Justin, yang masih menggendong Jazzy, ke ruang tamu.
Disana sudah ada seorang pria yang tengah duduk santai di sofa ruang tamu, yang kutebak pastilah itu Dad Jeremy. Entah kenapa, sepertinya aku merasa familier dengannya. Laki laki itu sangat tidak asing, sangat. Rasa rasanya aku sudah pernah mengenalnya di suatu tempat, tapi kapan? Dan dimana? Tapi.... mungkinkah?
“ Sugar, this is my father, Jeremy”
Aku tersentak dan langsung melempar senyum canggung kepada Daddy-nya itu. Dad Jeremy menatapku, sambil mengerutkan kening, lantas membalas senyumanku dengan segurat senyuman aneh yang.......
“ Dad, she is Sugar. My friend”
Justin memperkenalkanku pada Daddy-nya. Dad Jeremy tersenyum tipis “ you mean, your girlfriend?” godanya. Wajahku dan wajah Justin memerah. Kenapa hari ini banyak yang bertanya seperti itu? Tadi Mom Pattie, sekarang Dad Jeremy. “ No.. we are just classmates” ucapku, walau jujur, jauh di lubuk hatiku aku merasa agak kecewa. Justin menunduk. “ ahaha, your gf is cute, Justin” goda Dad Jeremy lagi sambil melirik Justin. Aku agak merinding dan Justin mendelik ke arah Daddy-nya tapi Jazzy merengek minta digendong Daddy-nya dan Justin menyerahkannya kepada Dad Jeremy. Justin mempersilahkanku duduk dan mulai mengobrol. Situasinya agak canggung sampai Mom Pattie ikut bergabung.
Aku tidak banyak bicara, aku hanya merasa canggung ditengah tengah suasana pribadi seperti ini. Justin sesekali tersenyum menenangkanku, aku merasa lega, sedikit, dan untunglah Mom Pattie mengajakku ngobrol.
“ So, Dad, why did u come here?” tanya Justin
“ mmh.. nope, i just accompany Jazzy who wants to see u” jawab Dad Jeremy enteng
“ Yep! How about play together later, Boo? I want to go to Zoo!” celetuk Jazzy penuh semangat.
“ How about tomorrow? Today i can’t” tolak Justin hati hati
“Ewwwww”
“ Tomorrow?”
“Ewwww”
“ or never?”
“ Okay, tomorrow! Promise?”
Jazzy menyodorkan kelingkingnya dan Justin tersenyum sambil menautkan kelingkingnya
“Promise”
Aku tersenyum melihat tingkah laku keduanya. Aku melirik jam tanganku, oh, sudah cukup lama juga aku disini. Aku harus pulang
“ Justin, i have to go home now” ucapku
“ Now? Stay five minutes again?” sahut Justin, dengan nada memohon
“ It’s too late, Justin” aku berusaha menolak
“ Mmhh.. okay, i will accompany you”
“what? But you don’t need to do”
“ Please”
Aku mengalah, dan akhirnya “ Yeaah, im sorry and.... thanks”
Justin tersenyum, lalu kami berpamitan kepada Jazzy, Dad Jeremy, dan Mom Pattie. Dad Jeremy masih menatapku, tapi aku berpura pura seolah-olah tidak terjadi apa apa. Aku mengikuti langkah Justin keluar dari rumahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank You For Visiting Gisma's Blog


 

constellation of words Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates | Thanks to Blogger Templates | Image by Tadpole's Notez